Laman

Rabu, 08 Januari 2025

Jenis Pensil dan Garis

 A.    Jenis Alat Gambar

Pada saat kita menggambar sket tangan, gambar yang kita rencanakan dan kita kerjakan haruslah sesuai dengan kaidah dan standarisasi Internasional dari gambar teknik. Acuan penggambaran sketsa meliputi : jenis alat gambar, jenis goresan garis gambar, bentuk standarisasi huruf, type proyeksi yang digunakan, jenis penempatan ukuran, sistem toleransi dan cara pengerjaan serta informasi lain sebagai pendukung kelengkapan dari gambar sketsa. 

Didalam melakukan penggambaran sket, diharapkan kelak nantinya akan menjadi suatu cikal bakal gambar kerja yang mampu memberikan informasi yang lengkap, maka kita harus mengenali dahulu salah satu syarat penggambaran, yaitu : peralatan gambar. Pada dasarnya, ketika kita menggambar sket, alat gambar yang kita gunakan adalah pensil, tanpa menggunakan penggaris. Berikut ini adalah jenis dan klasifikasi dari pensil :

Jenis dan klasifikasi pensil

 Dari tabel diatas dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa tingkat kekerasan atau kelunakan suatu pensil ditentukan oleh besarnya angka yang menyertainya, semakin tinggi angka pada huruf H (hard) maka semakin keraslah pensil tersebut, demikian juga sebaliknya semakin tinggi angka pada huruf B (black) maka semakin lunak pulalah pensil tersebut. Sedangkan untuk klasifikasi sedang terdapat type 3H, 2H, H dan ditambah dengan F (firm), HB (half black) dan B (black).

Penggunaan standar pensil untuk menggambar sketsa, minimal mempunyai panjang inti pensil ± 7 – 10 mm, dan panjang serutan ± 25 mm.

standar serutan pensil

Penggunaan antara pensil serut dan pensil mekanik sangatlah berbeda, apabila menggunakan pensil mekanik, kita bisa langsung menggores untuk membuat suatu garis gambar dan tidaklah diperlukan suatu teknik khusus. Namun pada saat menggunakan pensil serut, kita harus terus menjaga ketajaman pensil saat digunakan. Pensil pada umumnya dapat diruncingkan dengan menggunakan serutan ataupun cutter, namun ketika digunakan menggambar diperlukan suatu teknik pada saat menggoreskannya agar tidak cepat tumpul.

Salah satu cara yang dapat digunakan adalah membuat kedudukan pensil terhadap garis yang akan dibuat ± membentuk sudut 60°, kemudian  pensil ditekan secara pelan-pelan, dan ditarik dengan diputar, sehingga akan didapatkan suatu garis yang rata dan tajam.

standar letak sudut, gerak dan posisi pensil

B.    Jenis Garis dan fungsinya

Jenis garis dan ukuran serta tebal dari suatu garis, sangat mutlak digunakan, baik pada gambar sketsa maupun pada suatu gambar kerja. Perbedaan ukuran dari garis merupakan standar internasional yang harus diikuti, meski yang kita kerjakan adalah suatu gambar sketsa. Standarisasi garis yang telah dikeluarkan oleh ISO R 128 antara lain :

  1. Garis tebal kontinyu : dipergunakan pada garis gambar kerja dan garis tepi.
  2. Garis tipis kontinyu : digunakan pada garis pengukuran, garis arsiran, garis bantu, garis proyeksi, garis petunjuk pengerjaan, garis tak-terlihat dan suatu garis nyata dari penampang yang diputar ditempat.
  3. Garis tipis kontinyu bebas : digunakan pada garis batas dari suatu potongan sebagian.
  4. Garis tipis kontinyu zig-zag : digunakan pada garis batas dari suatu potongan sebagian.
  5. Garis gores tebal : digunakan pada garis terhalang yaitu : garis nyata terhalang dan tepi terhalang.
  6. Garis gores tipis : digunakan pada garis terhalang yaitu : garis nyata terhalang dan tepi terhalang.
  7. Garis bergores tipis : digunakan pada garis lintasan, garis simetri dan garis sumbu.
  8. Garis bergores tipis dan ditebalkan pada bagian ujung-ujungnya serta bagian perubahan arah garis : digunakan pada garis potong.
  9. Garis bergores tebal : digunakan pada penunjukan bagian yang harus mendapatkan suatu perlakuan khusus.
  10. Garis bergores ganda tipis : digunakan pada bagian yang berdampingan dan batas kedudukan benda yang bergerak serta merupakan suatu garis sistem.

Ukuran Kertas Gambar Pada Gambar Teknik

 bangsoy@gmail.com

Kertas gambar yang digunakan pada gambar sketsa, sebenarnya mengacu pada ukuran kertas standar untuk gambar teknik, yaitu kertas standarisasi ISO. Ukuran kertas yang dipergunakan sebenarnya didasarkan dengan perbandingan antara lebar kertas dengan panjang kertas gambar yang ada dengan mengacu kepada luas area dari kertas gambar.

Perbandingan dilakukan dengan mengukur sisi standar lebar kertas dengan sisi diagonal dari lebar kertas yang kemudian disebut sebagai panjang kertas gambar.

Luas Area kertas Gambar Seri A

Berikut contoh perhitungan sederhana (kertas ukuran A4) :

Ukuran luas dari kertas A4 adalah 62.500 mm2, maka bila panjang sisi lebarnya diasumsikan sebagai  a, maka panjang diagonalnya adalah  

Skema perbandingan lebar dan panjang kertas gambar

Panjang x Lebar = 125.000 mm2, atau  b x a = 62.500 mm2.
Sehingga a√2 x a = 62.500 mm  ► a2 = 62.500/√2  ► a2 = 44194,174 mm2
 Lebar        ►        a = 210,224 mm ≈ 210 mm
Panjang    ►        a√2 = 210,224√2 =297,30 mm ≈ 297 mm
 Sehingga kertas ukuran A4 (panjang x lebar) = 297 mm x 210 mm
 
1.      Berikut Jenis ukuran kertas standar Internasional (ISO)
a)      Standar Kertas Type A

Kertas standar type A biasanya digunakan untuk percetakan dan juga merupakan perlengkapan kantor. Dasar perhitungan kertas type A adalah ukuran kertas A0, dengan ukuran luas 1.000.000 mm2 atau 1 m2. Setiap angka yang terdapat disebelah huruf A menunjukkan bahwa ukuran kertas tersebut adalah ½ dari ukuran kertas sebelumnya. Kertas A1 adalah ½ dari kertas A0, kertas A2 adalah ¼ dari kertas A0 atau ½ dari kertas A1. Kertas A3 adalah 1/8 dari kertas A0 atau ¼ dari kertas A1 atau ½ dari kertas A2 begitu seterusnya.

Ukuran standar kertas ISO type A

b)      Standar Kertas Type B

Kertas standar type B, mempunyai ukuran ± diantara 2 ukuran kertas type A. Kertas ini biasa digunakan untuk poster ataupun lukisan dinding. Dasar perhitungan kertas type B adalah ukuran kertas B0 yaitu 1000 mm x 1414 mm.

Ukuran standar kertas ISO type B

c)      Standar Kertas Type C

Kertas standar type C digunakan untuk amplop, kartu pos dan map. Ukuran kertas type C yang berupa amplop, mempunyai kecocokan untuk memasukkan ukuran kertas type A. Contoh : sebuah amplop dengan ukuran C6 dapat memuat kertas ukuran A6 tanpa lipatan, atau memuat kertas ukuran A5 yang dilipat menjadi 2 bagian sama besar.

Ukuran standar kertas ISO type C

Etiket Dalam Gambar Teknik

Batas Area Penggambaran :

Pada gambar sketsa yang mengacu kepada standarisasi gambar teknik, ketika kita akan melakukan penggambaran pada sebuah kertas, kita harus mempunyai batas wilayah kerja gambar, yang dibatasi dengan garis tepi. Batas garis tepi yang dibuat adalah sisi kiri, kanan, atas dan bawah. Ukuran batas garis tepi sisi kiri biasanya lebih lebar, ini dimaksudkan agar ketika gambar kerja tersebut berjumlah banyak, maka diperlukan suatu penjepitan gambar, sehingga ketika gambar tersebut dibundel atau dijilid, gambar yang dibuat tidak tertutup oleh jilidan tepi kertasnya.

Berikut batas margin dari wilayah penggambaran :

Batas Margin kertas gambar

Pada penggunaan posisi kertas gambar, dikenal dengan 2 posisi kertas yaitu landscape dan portrait. Sedangkan batas dari tepi gambar berubah, yang terpenting batas kiri kertas lebih lebar dibandingkan batas atas, kanan dan bawah kertas. Untuk ukuran kertas A4, posisi yang diperbolehkan hanyalah posisi tegak/portrait, sedang untuk ukuran A3, A2, A1 dan A0, diperbolehkan menggunakan kedua posisi kertas.

Berikut tabel data batas margin yang sesuai dengan standar ISO

Batas Margin kertas gambar type A

Kepala gambar/Etiket

Kepala gambar atau etiket adalah suatu identitas yang dapat menjelaskan berbagai keterangan pendukung sebagai pelengkap gambar. Didalam etiket biasanya tercantum : nama penggambar, nama pemeriksa gambar, nama instansi yang mengeluarkan/menerbitkan rancangan gambar tersebut, nomor gambar kerja, tahun pembuatan gambar, skala dari gambar kerja, ukuran dari kertas gambar, satuan ukuran yang digunakan, lambang proyeksi yang digunakan, Judul gambar, kebutuhan material beserta jumlah, jenis dan ukurannya dan berbagai data yang diperlukan sebagai pelengkap. Berikut contoh jenis etiket yang sering kita jumpai :

Sabtu, 04 Januari 2025

Tips Sukses belajar di SMK

Ahmad Sholeh, S.Pd., M.Kom.

Sukses belajar di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) ditentukan oleh berbagai faktor yang saling mendukung. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat membantu siswa berhasil di SMK:


1. Motivasi dan Tujuan yang Jelas

  • Siswa harus memiliki alasan yang kuat untuk belajar di SMK, baik untuk mengejar cita-cita, menguasai keterampilan, atau mendapatkan pekerjaan setelah lulus.
  • Tetapkan tujuan jangka pendek (seperti lulus ujian) dan tujuan jangka panjang (seperti bekerja di bidang tertentu atau melanjutkan studi).

2. Kedisiplinan

  • Kehadiran rutin: Siswa harus rajin masuk sekolah dan mengikuti pelajaran.
  • Pengelolaan waktu: Atur waktu untuk belajar, tugas, praktik, dan istirahat.
  • Tanggung jawab: Selesaikan tugas tepat waktu dan patuhi peraturan sekolah.

3. Kemampuan Menguasai Kompetensi

  • SMK berfokus pada keterampilan praktis. Siswa harus bersungguh-sungguh dalam:
    • Mengikuti pelajaran teori.
    • Mengerjakan tugas praktik.
    • Memanfaatkan fasilitas bengkel atau laboratorium.
  • Latihan terus-menerus untuk meningkatkan keterampilan.

4. Dukungan dari Guru

  • Belajar aktif di kelas dengan bertanya dan berdiskusi.
  • Manfaatkan waktu dengan guru untuk konsultasi jika ada materi yang sulit dipahami.
  • Terima masukan dan kritik dari guru untuk memperbaiki kemampuan.

5. Lingkungan Belajar yang Mendukung

  • Pilih teman yang mendukung dan bisa diajak belajar bersama.
  • Hindari pengaruh buruk, seperti teman yang malas atau tidak serius belajar.
  • Ciptakan suasana belajar yang nyaman di rumah.

6. Penguasaan Teknologi

  • Pelajari teknologi yang relevan dengan jurusan (misalnya, software desain untuk jurusan multimedia, mesin untuk jurusan teknik).
  • Ikuti perkembangan teknologi terbaru yang sesuai dengan bidang keahlian.

7. Kemampuan Mengelola Stres

  • Jaga keseimbangan antara belajar, kegiatan ekstrakurikuler, dan waktu bersantai.
  • Atasi tekanan dari tugas atau ujian dengan teknik relaksasi, seperti olahraga atau berbicara dengan teman.

8. Magang atau Praktek Kerja Lapangan (PKL)

  • Manfaatkan kesempatan magang untuk belajar langsung di dunia kerja.
  • Bangun jaringan dan relasi selama PKL untuk peluang kerja setelah lulus.
  • Tunjukkan sikap profesional, disiplin, dan antusias saat magang.

9. Dukungan Orang Tua

  • Orang tua yang memberikan perhatian, motivasi, dan dukungan finansial dapat membantu siswa fokus pada belajar.
  • Diskusikan rencana masa depan dengan keluarga untuk mendapatkan masukan.

10. Pengembangan Karakter

  • Kembangkan soft skills, seperti komunikasi, kerja tim, dan manajemen waktu.
  • Tingkatkan rasa percaya diri dan sikap tanggung jawab.
  • Selalu menjaga sikap jujur dan etika dalam belajar maupun praktik.

Sukses di SMK tidak hanya bergantung pada kemampuan akademik, tetapi juga pada kesungguhan dalam memanfaatkan peluang belajar, baik di sekolah maupun di luar. Semangat dan kerja keras adalah kunci utama.