Sensor adalah suatu piranti yang dapat mengubah besaran
fisik menjadi besaran mekanik. Jadi sensor suhu adalah suatu pirantiyang dapat
mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan, gerakan atau resistansi. Sensor
suhu terdapat banyak macamnya, antara lain:
Bimetallic temperature sensor
Thermocouple
Termokople adalah
suatu sensor suhu yang mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. Dasar
pembuatan termokople terinspirasi oleh sifat logam yang jika kedua ujungnya
diberi perbedaan suhu dan menghasilkan tegangan.
Termokopel dibagi menjadi
beberapa jenis, pembagian ini didasarkan oleh logam logam penyusun termokopel.
Jenis jenis termokopel yaitu:
1. Bimetallic temperature sensor
sensor ini mengubah mampu besaran suhu menjadi gerakan.
sensor ini terbuat dari dua buah logam yang disatukan atau direkatkan menjadi
satu. Cara kerja dari sensor ini adalah setiap logam kan mempunyai koefisien
muai yang berbeda-beda maka jika dua buah logam yang memiliki koefisien muai
yang bebeda disatukan maka gabungan kedua logam itu akan melengkung jika
dipanasi. Karena sifatnya yang bisa melengkung jika terkena panas maka bimetal
ini sering dipakai sebagai saklar suhu otomatis atau sebagai alat ukur suhu
yang analog.
Ialah satu aplikasi dari Bimetallic temperature sensor ini
adalah pada setrikaan listrik pada setrika jika suhu melebihi batas yang telah
ditentukan maka setrika akan mati sendiri dan akan ada bunyi "tik",
itu sebenarnya adalah Bimetallic temperature sensor yang sedang melengkung.
Disini bimetal berfungsi sebagai saklar suhu otomatis yang akan memutus kontak
listrik jika suhu setrika melebihi batas yang ditentukan.
2.Termokople
Termokople adalah suatu sensor suhu yang mengubah besaran
suhu menjadi besaran tegangan. Dasar pembuatan termokople terinspirasi oleh
sifat logam yang jika kedua ujungnya diberi perbedaan suhu dan menghasilkan
tegangan.
termokopel dibagi menjadi beberapa jenis, pembagian ini
didasarkan oleh logam logam penyusun termokopel. Jenis jenis termokopel yaitu:
1.Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk
rentang suhu −200 °C hingga +1200 °C.
2. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))Tipe E
memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya cocok digunakan pada
temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.
3. Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) membuatnya kurang
populer dibanding tipe K Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C
4.Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe
N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu
di atas 1200 °C. Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada 900 °C, sedikit di bawah
tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe KTermokopel tipe B, R, dan S adalah
termokopel logam mulia yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Mereka
adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena sensitifitasnya rendah
(sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya hanya digunakan untuk mengukur temperatur
tinggi (>300 °C).
5. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output
yang sama pada suhu 0 °C hingga 42 °C sehingga tidak dapat dipakai di bawah
suhu 50 °C.
6. Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10
µV/°C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
7. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10
µV/°C) dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran
titik leleh emas (1064.43 °C).]
8. Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor
positif terbuat dari tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering
dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T
memiliki sensitifitas ~43 µV/°C
Karena termokopel ini mampu mendeteksi rentang suhu yang
tinggi maka termokopel ini biasa dipakai di dunia industri atau para peneliti.
Resistance temperature detector (RTD)
Resistance Temperatur
Detectors (RTD), seperti namanya, adalah sensor yang mengubah mengubah data
pembacaan suhu menjadi hambatan atau resistansi. Sebagian besar terdiri dari
unsur RTD panjang kawat halus melingkar melilit sebuah keramik atau gelas inti.
Unsur ini biasanya cukup rapuh, sehingga sering ditempatkan di dalam probe
berselubung untuk melindunginya. Unsur RTD terbuat dari bahan murni yang
hambatan pada berbagai suhu telah didokumentasikan. Materi yang memiliki
perubahan diprediksi dalam perlawanan karena perubahan suhu; inilah perubahan
yang diprediksi
3. Resistance temperature detector (RTD)
Resistance Temperatur Detectors (RTD), seperti namanya, adalah
sensor yang mengubah mengubah data pembacaan suhu menjadi hambatan atau
resistansi. Sebagian besar terdiri dari unsur RTD panjang kawat halus melingkar
melilit sebuah keramik atau gelas inti. Unsur ini biasanya cukup rapuh,
sehingga sering ditempatkan di dalam probe berselubung untuk melindunginya.
Unsur RTD terbuat dari bahan murni yang hambatan pada berbagai suhu telah
didokumentasikan. Materi yang memiliki perubahan diprediksi dalam perlawanan
karena perubahan suhu; inilah perubahan yang diprediksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar